Sabtu, 08 April 2017

Konsep Dasar~teori akuntansi



Haii gaeess, semester 4 sehatt?? Tetap sehat ya walaupun tugas segunung :D
Yang intip2 blog jangan sekedar intip aja yah, komentar jauh lebih baik loh  untuk menyempurnakan tulisannya, biar kita sama2 belajar.
Kemaren kan kita sudah belajar tentang rerangka konseptual yang merupakan hasil dari perekayasaan pelaporan keuangan, nah sekarang saya akan membahas mengenai konsep dasar. Konsep akan dijadikan sebagai dasar dalam penalaran dan perekayasaan. Kenapa kok disebut dasar? Karena dasar tersebut dianut yang nantinya akan mempunyai implikasi tertentu

Langsung saja yah~

Akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun standar akuntansi yang ditunjuk bagi praktek akuntansi. Karena adalam perekayasaan laporan keuangan penyimpulan harus dimulai dari suatu permis atau asumsi yang disepakati dan dianggap valid. Maka dengan demikian untuk menentukan premis tersebut harus menggunakan konsep agar dapat diakui.
Konsep dasar akuntansi yang disebut secara spesifik dalam rerangka konseptual IASC menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ada dua yaitu  Basic akrual ( accrual basis ) dan Usaha berlanjut ( going concern ). Menurut Paton dan Littleton yang dikutip Suwardjono (2005), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha(going concern), penghargaan sepakatan, kos melekat(cost attach), upaya dan hasil(effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan asumsi.

Konsep Kesatuan Usaha. Konsep kesatuan usaha di mana perusahaan dipandang sebagai suatu usaha atau badan usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan. Mengapa prinsip kesatuan usaha ini penting di akuntansi? Dengan prinsip ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang perusahaan.
 Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi keuangan, maupun informasi keuangan lainnya tentang perusahaan sebagai entitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya. Meskipun aset yang dikuasai perusahaan berasal dari setoran pemilik tetapi aset tersebut sudah berada dibawah kendali perusahaan. Oleh karena itu semua transaksi yang terkait dengan pemanfaatan aset perusahaan baik yang berasal dari setoran pemilik maupun dari utang harus dipandang sebagai aset perusahaan.

Batas Kesatuan Usaha. Batas kesatuan usaha lebih menentukan pada kesatuan usaha ekonomik dari pada kesatuan usaha yuridis. Apabila terdapat Untung & Pendapatan dipandang sebagai kenaikan kekayaan perusahaan dan apabila terdapat Biaya & Rugi maka dipandang sebagai penurunan kekayaan perusahaan.
Misalnya saja, Si A mempunyai sebuah bengkel dan si B menanamkan modal pada bengkel tersebut, secara tidak langsung si B mempunyai hak atas bengkel tersebut. Apabila bengkel tersebut ramai pengunjung maka merupakan sebuah asset bagi perubahaan itu. Sehingga Si A harus membuat laporan konsolidasi. Kenapa sih harus membuat laporan konsolidasi? Agar kita itu mengetahui gambaran atas posisi keuangan dalam sebuah perusahaan.
Agar penyusunan statemen keungan dapat dilakukan dengan cepat, system akuntansi harus di organisasi atas dasar persamaan akuntansi. Hubungan fungsional antar buku besar : Aktiva = kewajiban + Ekuitas + Pendapatan – Biaya.
Dalam sudut pandang kesatuan konseptual ekuitas atau modal adalah utang perusahaan kepada pemilik.
Implikasi pendapatan ada tiga yaitu kenaikan atau aliran masuk asset, pendapatan menambah ekuitas, pendapatan adalah penurunan kewajiban. Kenaikan atau aliran masuk asset apabila perusahan menjual barang maka asset perusahaan akan bertambah. Tambahan asset ini yang nantinya akan akan dikembalikan kepada pemilik kalau perusahaan tidak diteruskan atau dilikuidasi. Pada saat terjadi pendapatan (kenaiakn asset) pada saat yang sama utang unit usaha kepada pemilik juga bertambah, yang berarti ekuitas bertambah. Jadi, pendapatan  akan menambah ekuitas. Dikatakan sebagai penurunan kewajiban apabila pendapatan diterima di muka yang diakui sebagai pendapatan penyesuaian akhir tahun.
Implikasi biaya ada tiga yaitu: Berkurangnya aset/aliran keluar asset, Biaya mengurangi ekuitas, Timbulnya kewajiban.

Saat pengakuan nilai tambah. Konsep dasar ini mempunyai implikasi penting terhadap saat pengakuan tambahan manfaat produk fisis yang dihasilkan. Dan jika tidak diketahui secara objektif dan meyakinkan berapa besarnya nilai tambahan tersebut, maka nilai tambah ini akan terealisasi kalau produk telah terjual dan asset ( kos ) baru masuk ke dalam kesatuan usaha.

 Konsep Kos. Pada dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan untuk menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai laba yang diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan mengakibatkan munculnya subjektifitas sehingga berdampak pada informasi keuangan yang bias. Namun, dalam standar akuntansi keuangan pun jika hal tersebut menjadi tidak relevan, maka diperkenankan menilai dengan nilai wajar sebagai basis pengukurannya.
Menurut konsep ini semua transaksi dicatat dalam buku akun senilai dengan harga pembelian. Misalnya, jika bangunan dibeli dengan harga US$ 85,000 yang mana secara aktual seharga US$ 150,000, maka dalam buku akun dicatat dengan nilai harga pembelian, yakni US$ 85,000.
           
Konservatisma. Di mana sikap atau aliran dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan yang terjelek dari ketidakpastian tersebut. Dalam kondisi ketidakpastian, akuntansi akan memilih perlakuan atau menentukan standar atas dasar munculan yang kurang menguntungkan. Akibatnya, biaya/rugi segera diakui walaupun belum pasti terjadi sementara pendapatan/untung tidak diantisipasi atau diakui walaupun cukup pasti terjadi.
Manfaat konsep dasar adalah Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis pada tingkat perekayasaan, penetapan standar, atau penerapan standar.

Terimakasih~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar